- Back to Home »
- Misteri »
- Evolusi yang Hilang
Sebuah
foto dari tahun 1937 dimuat di majalah Het Leven ini menggambarkan
manusia kera (apeman) yang semakin mendekati bentuk sempurna "manusia".
Bibirnya masih tebal seperti milik monyet, namun rambutnya serupa
rambut manusia. Tubuhnya bungkuk seolah pembuktian tahapan evolusi saat
pra-manusia belum bisa berdiri tegak seperti sekarang.
Selama
puluhan tahun foto ini mungkin menggegerkan banyak orang. Namun
sekarang justru menuai banyak kritik. Gambar yang belakangan sempat
beredar di media online diyakini akal-akalan fotografer Het Leven.
Mahluk bungkuk ini sebenarnya hasil make-up, apalagi dahinya yang
selalu tertutup rambut merupakan bukti agar make-up pada wajah si
"apeman" bisa disembunyikan.
Monyet Sungai Tarra
Francois
De Loys, pencari minyak bumi asal Swiss memimpin ekspedisi di Columbia
dan Venezuela dari tahun 1917 hingga 1920. Saat berkemah di dekat
Sungai Tarra, dua mahluk setinggi 1.57 meter yang mirip monyet
mendatangi kemah.
Lenguhan dan sikap yang ingin menyerang membuat
De Loys terpaksa menembak. Sang pejantan mati sementara betinanya
melarikan diri. Saat inilah De Loys baru sadar kalau ia menembak
"monyet" yang aneh. Mahluk ini tidak berekor dan memiliki susunan gigi
32 buah - bandingkan dengan monyet yang memiliki 36 buah gigi.
De Loys lalu mendudukkan monyet tersebut, mengganjal mukanya dengan
tongkat lalu memotretnya. Ia melupakan peristiwa ini hingga kembali ke
Eropa. Pada tahun 1929, seorang teman yang juga antropolog, George
Montandon menemukan foto milik De Loys. Foto ini pun dipublikasikan.
Ironis, banyak kritik berdatangan yang mengatakan foto tersebut belum
membuktikan soal missing-link.
Yeti, Big Foot, dan Yowie
Legenda
tentang manluk besar mirip monyet namun berdiri tegak telah banyak
beredar selama bertahun-tahun. Beberapa orang meyakini pernah
menyaksikan dan percaya keberadaannya. Toh, belum ada penelitian yang
berhasil menemukan sebagai bukti.
Gambaran Yeti oleh Sir Edmun Hillary
Sir Edmun Hillary, orang pertama yang menginjakan kaki di puncak
Everest pernah melihat Yeti, mahluk besar berbulu penghuni padang salju
saat mendaki gunung tersebut. Hillary juga telah membuat gambar
berskala 1/27 atas apa yang dilihatnya. Ia berencana akan mencari Yeti
pada ekspedisi selanjutnya, walau kenyataannya ia tidak pernah lagi
melihatnya.
Foto Big Foot
Big Foot, mahluk besar berbulu menjadi "urban legend" di Amerika.
Banyak orang yakin akan keberadaan Big Foot di dalam hutan. Kisahnya
juga sering diangkat ke dalam film. Satu-satunya foto yang berhasil
merekam keberadaannya dibuat C. Thomas Biscardi dari San Jose,
California, seorang petualan alam liar pada tahun 1980. Tapi, dari foto
tersebut, apakah itu benar-benar Big Foot atau manusia berkostum?
Monumen Yowie
Di Australia juga ada legenda tentang mahluk besar yang disebbut Yowie.
Penduduk Aborigin percaya bahwa Yowie, mahluk setinggi 5 kaki ini
masih hidup.
Orang Pendek Sumatera
Indonesia
sebagai negara tropis pun memiliki kisah legenda tentang mahluk-mahluk
berbulu serupa monyet. Di Sumatera kabarnya terdapat Orang Pendek
seperti kera namun berjalan tegak.
Orang Pendek adalah salah
satu makhluk cryptozoology yang hidup dan tersebar di beberapa daerah di
Pulau Sumatera. Menurut para saksi yang pernah melihat Orang Pendek,
makhluk ini memiliki tinggi kira-kira 70-75 cm, tubuhnya ditutupi oleh
rambut-rambut yang lebat yang berwarna hitam kecokelatan, dan berjalan
tegak. Kadang-kadang ada beberapa saksi yang mengatakan Orang Pendek
sering berteriak dengan suara-suara yang aneh.
Pada awalnya,
banyak para peneliti yang menganggap bahwa Orang Pendek adalah salah
satu jenis kera atau siamang yang salah diidentifikasi oleh para
saksinya. Tetapi, mereka berubah pikiran setelah mengetahui bahwa para
saksi mengatakan bahwa Orang Pendek berjalan tegak. Bukti yang lainnya
adalah jejak kaki Orang Pendek yang tidak bisa diidentifikasi sebagai
sejenis kera atau siamang.
W Osman Hill, salah seorang ahli
cryptozoologist yang terkenal, menganggap bahwa Orang Pendek masih
memiliki hubungan dengan manusia purba jenis Homo Erectus yang ditemukan
di Jawa. Sedangkan, beberapa ahli cryptozoologist lain mengatakan
bahwa Orang Pendek tidak memiliki hubungan dengan Homo Erectus
melainkan dengan Hobbit dari Flores. Sedangkan, para penduduk lokal
yang tinggal di mana Orang Pendek sering memunculkan dirinya mengatakan
bahwa Orang Pendek adalah makhluk yang ramah, sehingga mereka menerima
keberadaan Orang Pendek dengan toleransi apapun.
Misteri
Orang Pendek mulai tersiar kabarnya pada abad ke-20, tepatnya pada
tanggal 21 Agustus 1915. Pada tanggal 21 Agustus 1915, Edward Jacobson
menemukan jejak-jejak kaki misterius di tepi Danau Tebo yang berada di
bagian Tenggara Gunung Kerinci, Propinsi Jambi. Pemandunya, Mat Getoep,
mengatakan bahwa jejak-jejak kaki yang setiap jejak panjang 5 inci
tersebut adalah milik Orang Pendek.
Makhluk
ini kemudian mendapatkan sorotan internasional setelah seorang penulis
berkebangsaan Inggris, Demorah Matyr, menemukan sekumpulan jejak-jejak
kaki yang diperkirakan sebagai jejak Orang Pendek di Barat Daya S
umatera.
Kemudian, Matyr mencetak jejak-jejak kaki itu dengan gips dan
membawanya ke pemerintah yang mengurus taman nasional. Tetapi, sayangnya
cetakan jejak-jejak kaki tersebut hilang entah kemana.
Setelah 5 tahun meneliti, akhirnya Matyr melihat Orang Pendek di
wilayah Gunung Kerinci pada 30 Sepetember 1994. Setelah jarak beberapa
puluh meter dari Matyr, makhluk itu kemudian menoleh ke arahnya lalu
lari menjauh dan menghilang di dalam hutan.
Pada tahun 1995,
ketika gempa besar melanda Lampung, beberapa penduduk lokal melihat
Orang Pendek keluar dari hutan, mungkin takut karena gempa besar
tersebut.
Pada tahun 2001, sekelompok tim ekspedisi amatir
yang dipimpin oleh Adams Davies menemukan sekumpulan jejak kaki yang
dipercaya sebagai jejak Orang Pendek. Kemudian, jejak-jejak kaki
tersebut dikirim ke Cambridge untuk diidentifkasi. Hasilnya adalah
jejak kaki tersebut adalah seekor kera dengan karakter gibon,
orangutan, simpanse, dan manusia.
Pada awal September 2009,
mereka melaporkan bahwa mereka menemukan sekumpulan jejak kaki yang
diduga sebagai jejak kaki Orang Pendek. Selain itu, dua dari anggota
tim ini, yaitu Dave Archer dan Sahar Didmus mengaku melihat Orang
Pendek. Mereka mengatakan bahwa bentuk Orang Pendek seperti simpanse
tetapi berjalan tegak seperti manusia.